Pedih ditelan diluah derita, memang begitu hakikatnya.
Entahlah. Berat kaki melangkah, berat lagi hati yang digalas. Terasa makin lama makin jerih untuk menapak, tak daya memecah ruyung yang entah bila kelibat sagunya.
Pengalaman lalu mengubah neraca kini dan membawa seribu satu perspektif baru. Penat memecah ruyung sehingga terluka habis jari jemari.
Bukan berputus asa, cuma diri si pemecah ruyung ini cuba rasional untuk bertapak di alam realiti. Mungkin liatnya ruyung dek pincangnya kudrat dan jemari yang luka,,, pintakan tenungan susulan mata dan ruang masa untuk kembali bertenaga..
Maka izinkan, mohon diperkenan...
Bukan berputus asa, cuma diri si pemecah ruyung ini cuba rasional untuk bertapak di alam realiti. Mungkin liatnya ruyung dek pincangnya kudrat dan jemari yang luka,,, pintakan tenungan susulan mata dan ruang masa untuk kembali bertenaga..
Maka izinkan, mohon diperkenan...
No comments:
Post a Comment